Chapter 2: pemuda yang terbakar amarah
Angin bertiup cukup kencang seakan-akan mengusap-usap dengan
lembut tubuh seorang pemuda yang tergletak di tanah tak sadarkan diri, dia
adalah pemuda yang telah terseret ke dalam portal yang tidak masuk akal itu, ia
tak sadarkan diri cukup lama di samping pepohonan yang tinggi serta begitu
banyak dan itu adalah penggambaran yang dapat ia ambil saat melihat sebuah
hutan, kemudian saat ia sedikit demi sedikit mengambil kesadarannya, respon
terucap kata ”siapa itu” keluar saat ia mendengar sebuah teriakan wanita yang
meminta bantuan, teriakan itu berasal tepat di samping kanan arif , tanpa
memikirkan apa yang ia bawa arif pun bergegas mengangkatkan kakinya yang semula
masih menyentuh tanah, ia berlari sekuat tenaga untuk mengetahui apa yang telah
terjadi disana , ia terus maju menerobos paksa apa yang menghalanginya saat
beberapa langkah kakinya melangkah ia mulai melihat sebuah cahaya, cahaya itu
semakin terang saat arif menambah kecepatan larinya, saat sesampainya arif di
tempat cahaya itu menyinarinya, ia melihat sebuah monster berkepala dua yang
menginjakkan kakinya diatas tanah yang lapang ia mulai mencari seorang wanita
yang berteriak itu, lalu ia pun berhasil menemukannya tepat berada di gengaman
monster itu, namun seketika saat arif melihat gambaran sosok wanita itu membuat
emosi arif melunjak seketika bahkan langitpun berubah menjadi gelap dan merah
saat pemuda itu memandang, ia seperti orang gila meninju monster itu , monster
itu terpental layaknya sebuah peluru ditembakkan, namun monster itu berhasil
berdiri kembali arif yang dalam kemarahannya ia berkata “lenyaplah” kemudian
monster itu terbakar oleh api hitam yang tiba-tiba muncul di perut monster, api
itu kemudian merambat dikesuluruhan tubuh monster itu hingga monster itu
benar-benar lenyap, sekarang perasaan lega menghampiri arif saat melihat wanita yang dibelakangnya dan yang ia
kenal tak lagi terancam ia menyapa “Erin, kau baik baik saja”?, dengan wajah terkejut sekaligus penasaran sosok wanita yang dipanggil erin tadi ia mengatakan "terima kasih aku baik-baik saja, namun tuan kenapa anda tahu nama saya, apakah kita pernah bertemu ?", arif yang kelupaan karena fakta ia tidak bisa dikatakan pernah bertemu namun karena sejumlah alasan ia sangat paham betul dirinya kemudian ia duduk dan menjawab "maaf perilaku yang tidak sopan nama saya arif saya seorang pengembara mengenai pertanyaan anda bagaimana saya tidak mengenal anda yang mana seorang putri?" erin yang mendengar balasan yang diucapkan arif pun semakin dibuat penasaran ia pun dengan wajah yang tersipu malu hanya bisa mengatakan "terima kasih" namun arif tak mendengar terima kasih erin dan ia terlamun mengingat sesuatu arif yang mengetahui akan ada beberapa masalah yang akan menghadangnya pun menanyakan "ngomong-ngomong tuan putri apakah anda ingin meneruskan perjalanan anda? sekarang erin yang melihat disekitarnya dan melihat gerobak dan barang bawaanya dihancurkan oleh monster itu pun mengurungkan niatnya dan menoleh untuk pergi lagi meskipun ia merasa untuk harus pergi, arif yang melihat wajah erin yang setengah putus asa mengingat ibu erin yang difitnah berhubungan dengan pihak monster ia memberikan sebuah peringatan "tuan putri jika saya diperkenankan untuk memberikan saran sebaikannya tuan putri tetap harus melanjutkan perjalanan anda ke desa ibu anda karena ibu anda akan terjadi sesuatu yang suatu saat akan putri sesali" erin yang mendengar itu langsung mengangkatkan kakinya seperti yang arif duga ia sangat mencintai ibunya, arif yang melihat erin yang berdiri ia pun berdiri juga karena bagaimana pun arif mengetahui nasib malang yang menimpanya, mereka pun melanjutkan perjalanannya ke desa ibunya.